Jakarta, Kalau ada orang yang sering mendengkur dalam tidurnya, itu tandanya orang yang bersangkutan mengalami gangguan pernapasan atau kekurangan pasokan oksigen. Ini tak bisa disepelekan karena dapat mengindikasikan gangguan tidur tertentu. Bahkan sebuah studi mengatakan ini mempengaruhi berat lahir seorang bayi.
Hal ini telah dibuktikan peneliti dengan mengamati 1.673 wanita hamil yang direkrut untuk ambil bagian dalam studi asal Amerika ini. Sepertiga di antaranya memang terbiasa mendengkur saat tidur.
Peneliti menemukan wanita yang kerap mendengkur selama masa kehamilan, minimal tiga malam dalam seminggu berisiko memiliki bayi dengan berat badan di bawah rata-rata dan menjalani persalinan secara Caesar. Bahkan bagi pendengkur kronis, yang sering merokok baik sebelum maupun selama masa kehamilan, berisiko dua pertiga kali lebih besar memiliki bayi dengan berat badan tak lebih dari 10 persen. Risiko persalinan Caesarnya pun mencapai dua kali lipat.
"Sudah banyak studi yang memaparkan implikasi kebiasaan mendengkur selama kehamilan terhadap kesehatan si ibu, tapi hanya sedikit data yang mengungkapkan dampak ngorok terhadap kesehatan si jabang bayi," ungkap peneliti Dr Louise O’Brien dari Sleep Disorders Centre, University of Michigan seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (2/11/2013).
"Dengan ditemukannya fakta bahwa pendengkur kronis berisiko memiliki bayi yang lebih kecil dan menjalani operasi caesar saat melahirkan, maka kita didorong untuk mengawasi ada tidaknya risiko gangguan pernapasan saat tidur pada ibu hamil, yang diketahui berpengaruh terhadap masalah pada persalinan yang ditemui nantinya," tambahnya.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Peneliti menekankan kebiasaan mendengkur adalah gejala kunci dari gangguan tidur yang disebut dengan obstructive sleep apnoea, di mana saluran pernapasan orang yang bersangkutan sebagian mengalami penyumbatan.
Padahal kondisi ini juga dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah seseorang, terutama di malam hari dan telah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan serius, di antaranya tekanan darah tinggi dan serangan jantung.
Beruntung sleep apnea dapat ditanggulangi dengan terapi CPAP (continuous positive airway pressure), yaitu mengenakan sebuah mesin khusus yang bisa menjaga agar saluran pernapasan seseorang selalu terbuka meski sedang tertidur.
Dengan mengidentifikasi risiko pada kehamilan maupun persalinan yang diakibatkan gangguan tidur atau kebiasaan seperti mendengkur, maka segala risiko mulai dari bayi yang lahir dengan berat di bawah rata-rata atau persalinan secara Caesar tak hanya akan memberikan manfaat jangka panjang bagi si bayi tapi juga membantu menghemat biaya perawatan kesehatan bagi si ibu hamil.
Hal ini telah dibuktikan peneliti dengan mengamati 1.673 wanita hamil yang direkrut untuk ambil bagian dalam studi asal Amerika ini. Sepertiga di antaranya memang terbiasa mendengkur saat tidur.
Peneliti menemukan wanita yang kerap mendengkur selama masa kehamilan, minimal tiga malam dalam seminggu berisiko memiliki bayi dengan berat badan di bawah rata-rata dan menjalani persalinan secara Caesar. Bahkan bagi pendengkur kronis, yang sering merokok baik sebelum maupun selama masa kehamilan, berisiko dua pertiga kali lebih besar memiliki bayi dengan berat badan tak lebih dari 10 persen. Risiko persalinan Caesarnya pun mencapai dua kali lipat.
"Sudah banyak studi yang memaparkan implikasi kebiasaan mendengkur selama kehamilan terhadap kesehatan si ibu, tapi hanya sedikit data yang mengungkapkan dampak ngorok terhadap kesehatan si jabang bayi," ungkap peneliti Dr Louise O’Brien dari Sleep Disorders Centre, University of Michigan seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (2/11/2013).
"Dengan ditemukannya fakta bahwa pendengkur kronis berisiko memiliki bayi yang lebih kecil dan menjalani operasi caesar saat melahirkan, maka kita didorong untuk mengawasi ada tidaknya risiko gangguan pernapasan saat tidur pada ibu hamil, yang diketahui berpengaruh terhadap masalah pada persalinan yang ditemui nantinya," tambahnya.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Peneliti menekankan kebiasaan mendengkur adalah gejala kunci dari gangguan tidur yang disebut dengan obstructive sleep apnoea, di mana saluran pernapasan orang yang bersangkutan sebagian mengalami penyumbatan.
Padahal kondisi ini juga dapat menurunkan kadar oksigen dalam darah seseorang, terutama di malam hari dan telah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan serius, di antaranya tekanan darah tinggi dan serangan jantung.
Beruntung sleep apnea dapat ditanggulangi dengan terapi CPAP (continuous positive airway pressure), yaitu mengenakan sebuah mesin khusus yang bisa menjaga agar saluran pernapasan seseorang selalu terbuka meski sedang tertidur.
Dengan mengidentifikasi risiko pada kehamilan maupun persalinan yang diakibatkan gangguan tidur atau kebiasaan seperti mendengkur, maka segala risiko mulai dari bayi yang lahir dengan berat di bawah rata-rata atau persalinan secara Caesar tak hanya akan memberikan manfaat jangka panjang bagi si bayi tapi juga membantu menghemat biaya perawatan kesehatan bagi si ibu hamil.